Kamis, 21 Maret 2013

Cerpen (Sepucuk Surat Terakhir)



                                   
   Sepucuk Surat Terakhir
Tahun ini adalah awal kita bertemu. Ketika itu aku baru tamat SMA dan masuk ke kampus favoriteku,tinggal bersama bibi .di tengah jalan kita berpapasan . kau tersenyum padaku dan aku juga terseyum padamu padahal kita belum saling mengenal .Sejak itu aku bertanya tanya dalam hati sebenarnya apakah arti dari senyummu itu. Aku berusaha mencari tau tentangmu ,tentang sosok yang bagiku memiliki senyuman termanis.
Keesokan harinya adalah awal aku masuk ke kampus baruku ini, Aku tak menyangka kalau kau juga berada di kampus yang sama padaku. dan lagi lagi kau tersenyum padaku. Aku benar-benar merasah ingin tahu mengenai kamu.Setelah beberapa jam belajar dan sebelum keluar kau datang menghampiri aku dan bertanya siapa namaku. Waktu itu aku merasah sangat bahagia dan aku menjawab pertanyaanmu bahwa aku hafizah. Aku bertanya balik padamu dank au menjawab bahwa kau adalah Hafid.Pada hari itu kau mulai bertanya tentang aku . Aku pun merasah kalau kau sangat asik dalam berbagi cerita. Aku memang belum banyak mengenal teman-teman baru disana  baru kau dan icha, tapi aku akan berusaha berbuat baik untuk semua teman-teman aku .
Tak terasah sudah satu tahun aku bersekolah dan tinggal di sini. Kita semakin dekat dan sebagai seorang sahabat. Kau selalu membuat aku tertawa dengan lelucon-leluconmu itu . Ku ingat sore itu kau ajak aku keluar  jalan-jalan menikmati indahnya puncak. Ku ingat hari itu kita bercanda bersama, tertawa bersama, dan berfoto bersama. Aku kaget ketika kau pura-pura terjatuh, dan ternayata kau hanya bercanda padaku. Rasanya hari itu adalah hari di mana kita tuliskan banyak cerita-cerita indah.
Kau juga sudah di kenal baik oleh bibi aku, kita selalu belajar bersama dan mengerjakan tugas secara bersama-sama. Tapi belakangan ini aku tak masuk sekolah, pagi itu aku pingsan dan masuk rumah sakit.Kau berusaha menghubungi aku, kau khawatir padaku. Kemudian bibi menjawab telponmu dan memberitahukan kalau aku masuk rumah sakit, setelah pulang dari kampus kau bergegas menuju ke rumah sakit . Aku menghampiri aku yang sedang terbaring lemas dan aku mengatakan kalau aku baik-baik saja, cuma saja hanya kelelahan karena aktivitas .
Dalam sebulan aku masuk rumah sakit 4 kali, akupun tahu bahwa aku memiliki penyakit tumor di kepala yang kata dokter aku hanya memiliki waktu bertahan hidup paling lama 1 tahun. Aku terkejut mendengar kabar itu, tapi harus bagaimana lagi mungkin ini jalan Tuhan untukku, aku harus kuat. Setiap harinya ku berdoa agar aku bisa di berikan kesempatan hidup lebih lama, ku ingin memberikan sedikit kebahagiaan untuk orang-orang yang ada di sekitar aku . Aku tak memberitahumu mengenai penyakitku ini, aku takut kamu akan merasa kasihan pada aku. Aku ingin tak ada seorangpun yang tau mengenai penyakit ini. Ku ingin cukup aku saja yang merasakan hal ini.
Pagi ini  adalah hari ulang tahun aku, yg bertepatan tanggal 7 agustus.  Aku harap hari ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya, aku juga berharap semoga Tuhan mendengarkan pinta hatiku, aku ingin berbagi kasih sayang, menyadarkan orang yang takut akan cinta bahwa cinta itu indah, tergantung bagaimana mereka memperlakukan cintanya. Tiba-tiba hpku berbunyi, ku lihat tak ada nomor, awalnya aku tak ingin mengangkatnya. Tapi aku berpikir mungkin saja ini ayah atau ibu yang rindu padaku. Kemudia aku mengangkat telponmu dan berkata ‘’ Assalamu Alaikum, ini dengan siapa?’’  kau menjawabnya
 ‘’ wa’alaikum salam, aku Hafid, selamat ulang tahun yah, semoga di tahun ini semua keinginanmu bisa terwujudkan, tambahmu semoga kau makin cantik ‘’.Aku tersenyum mendengarnya . ‘’ Makasih  Hafid, tapi dari mana kau mengetahui hari ini aku ulang tahun?’’ kataku , ‘’Ya tahu donk, sekarang kan kamu sudah menjadi sahabat aku, jadi apa yang tidak saya ketahui tentang sahabatku ini’’ katamu sambil tertawa. Aku benar-benar bahagia , karena kau adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku. ‘’ Tapii, dari mana juga kau tahu nomor hp aku ‘’ kataku. ‘’ Aku kan sudah bilang semua tentangmu akan saya cari tau ‘’ jawabmu. Aku tertawa mendengar itu.Setelah brbicara dan bercanda Kau mengajakku makan malam bersama katanya kau ingin meneraktirku karena hari ini adalah hari ulang tahun aku. Akupun setuju akan ajakanmu itu.
Malam pun tiba, kau datang di rumah dan mengatakan pada bibi bahwa kau ingin mengajak aku makan malam , bibi setuju .entah kenapa kau selalu bisa mengambil hati bibi. Akhirnya kita keluar makan malam bersama di sebuah restoran.
Sementara makan, tiba-tiba kau mengatakan ‘’Hafizah’’, aku menjawab ia ‘’ ada apa Hafid ?’’.
Kau mengatakan ‘’ sebenarnya aku menyayangimu mulai dari pertama kita bertemu, mulai dari awal aku tersenyum padamu aku sudah menyayangimu, ketika kita belajar bersama aku sudah menyayangimu, ketika kita jalan-jalan, tertawa bersama akupun sudah menyayangimu, hingga sekarang akupun masih menyayangimu’’. Aku tersedak mendengar kata-katamu itu, aku terkejut dan berfikir kalau kau hanya bercanda. Aku mengatakan ‘’ Bercandaan kamu nggak lucu ‘’. Engkaupun menjawab kalau dirimu tak bercanda dan kamu serius akan hal itu, ’’ mungkin aku salah telah mengatakan ini, tapi inilah isi hatiku, aku benar –benar menyayangimu’’, ’’tapi Hafid  aku bukanlah wanita yang sempurna untukmu, aku tahu aku juga mampu menyangimu, tapi aku tak tahu apakah aku akan mnyayangimu selamanya?’’ jawabku saat itu ‘’ Aku juga tak butuh seorang yang sempurna, aku merasah tenang ketika bersamamu, aku merasah bahagia ketika kau di samping aku,dan aku merasah kau adalah orang yang mampu menenangkanku’’ katamu. Mendengar kata-katamu itu aku merasah bahagia ,merasah melayang. Aku juga tak tahu bahwa kau menyayangi aku.
Aku mengatakan ‘’ya kita bisa menjalani hari-hari kita seperti biasanya’’, aku tak ingin membuatmu terluka, saat itu aku tak tahu bahwa sebenarnya aku juga menyayangimu dari awal.
Setelah kejadian itu, hari-hari kita terlewatkan dengan sangat indah,  penuh banyak kenangan. Kau selalu mengerti aku, setiap subuh kau bangunkan aku untuk shalat, kau ajarkan aku untuk jadi lebih baik. Aku merasah bahagia akan hal itu, kau telah mengubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.Katamu kau akan membuatku tuk selalu tersenyum bahagia, kau tak ingin membuat aku terluka. Setiap  paginya kau juga selalu memberikan aku sepucuk bunga mawar merah.
Hari-hari telah berlalu dengan banyak cerita indah dan tak terasah hubunga kita sudah mencapai 7 bulan. Aku semakin percaya bahwa kau memang tulus menyayangiku. kau selalu menjagaku.
Di dalam kamarku, aku selau menyimpan semua bunga yang telah kau berikan padaku.  Setiap melihat bunga itu aku selalu mengingatmu. Rasanya aku mau menertawai diriku sendiri ini. Aku benar-benar menyayangimu yang awalnya aku ragu padamu.
Hari ini aku tak mendengar kabarmu, Aku berusaha menghubungimu tapi nomormu sama sekali tidak aktif. Aku benar-benar sedih, aku mengirah kalau kau sudah tak menyayangku lagi. Tapi tiba-tiba hpku berbunyi ,aku melihat itu telpon darimu, aku mengangkatnya. Kau mengatakan ‘’maaf hari ini aku tak menghubungimu, aku ada urusan yang sangat penting. Aku berusaha mengerti itu, aku juga tak ingin selalu marah untuk hal-hal yang kecil. Aku ingin belajar darimu, katamu aku harus bisa menjadi lebih dewasa.
Setelah itu, 2 bulan kemudian penyakitku kambuh lagi. Aku selalu pingsan dan jatuh sakit. Kau datang dan senantiasa menemani aku di rumah sakit. Setiap malam, aku menangis apakah hidupku ini sudah tak lama lagi ?  yang paling membuat aku sedih itu , karena kau yang selalu ada di sampingku. Aku merasah kasihan karena aku kau menghabiskan banyak waktumu di rumah sakit hanya untuk  menjaga aku dan memberia aku semangat. Aku benar-benar merasah kau adalah sosok orang yang di kirikkan Tuhan untuk menjagaku.
 Keesokan harinya mama dan papa datang katanya aku harus ke luar negeri untuk dioperasi, awalnya aku tak mau karena aku fikir aku sudah tak banyak memiliki waktu lagi. Hari itu juga aku ke luar negeri. Sebelumnya aku menulis surat  untukmu dan menitipnya pada bibi. Ku harap setelah kau membaca surat itu, kau akan tahu semua isi hatiku. Aku tak memberitahumu kalau hari ini aku ke luar negeri. Pagi itu kau ke rumah sakit, tapi aku sudah tak ada di kamar aku menginap kemarin. Kau lalu pergi ke rumah bibi dan menanyakan aku. Bibi memberimu sepucuk surat. Surat yang tampak biasa di lihat namun memiliki isi yang mendalam
Di dalam surat itu tertulis.
Untuk Hafid
Mungkin setelah kau membuka dan membaca surat ini, aku sudah tak ada lagi di sampingmu. Aku minta maaf, aku tak memberitahukanmu bahwa aku harus ke luar negeri untuk berobat. Sebenarnya aku tak ingin pergi ,aku ingin menghabiskan sisa hidupku ini bersamamu, walaupun hanya sedetik ku ingin di akhir hidupku aku melihatmu tersenyum padaku. Denganmu rasanya tlah kutemukan arti hidup ini yaitu betapa indahnya jika kita saling menyayangi dalam ketulusan hati, betapa bahagianya jika saling berbagi dalam suka maupun duka.
Hafid, Mungkin aku salah. Aku ingin mengatakan dari hati aku yang paling dalam kalau aku sekarang benar-benar menyayangimu dan yakin padamu, kau mampu ada dalam setiap hariku, kau mampu mebuat aku tersenyum dan membuat aku menjadi lebih kaut menghadapi hidup ini.
Kau tahu, aku menyangimu tidak hanya kemarin dan untuk hari ini. tapi aku menyayangimu setiap hari dan untuk selamanya. Jika memang aku sudah tak ada, aku harap kau mampu menyimpan kenangan ini meski hanya dalam bentuk memori. Aku senang di setiap aku sedih, kau selalu bisa meminjamkan pundakmu untuk aku tempati menangis.
Hafid, ku berharap ada seseorang yang lebih baik dariku, yang mampu dan senantiasa membuatmu tersenyum karena aku akan selalu menyangimu kapan dan di manapun aku berada. Jika kita tak di takdirkan untuk hidup bersama di dunia ini, mungkin disurga dan aku akan senantiasa menunggumu di pintu surga. Aku pergi membawa semua kenangan kita, aku akan menyimpannya di lubuk hatiku yang paling dalam sebagai MEMORI TERINDAH.

Salam rindu

Hafizah
(orang yang menyanyagimu)

Itu adalah surat terakhir untuk hafid, saat itu aku dan dia tak pernah pernah bertemu lagi.
Entah kapan kami akan bersama-sama lagi, melukis kisah dan kenangan indah lagi. Entah kapan aku dan dia akan tertawa bersama lagi, dan entah kapan aku bisa melihat senyum dia lagi .

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus